Selasa, September 19, 2017

Momiji by Orizuka ~ Review Buku




Judul Buku : MOMIJI
Penulis : Orizuka
Penyunting : Selsa Chintya
Desainer Sampul : @kammaliar
Penyelaras Aksara : Brigida Ruri
Layout Sampul : @fadiaaaa_
Penerbit : Penerbit Inari
Terbit : Mei 2017
Halaman : 210
ISBN 978-602-60443-8-9



~ Blurb ~


Patriot Bela Negara lelah punya nama seperti itu, terutama karena dia memiliki fisik dan mental yg sama sekali tidak seperti patriot, apalagi yg siap membela negara.


Seumur hidupnya, Patriot diolok-olok hingga akhirnya, dia memutuskan memberontak. Dia jadi gandrung Jepang, belajar bahasa Jepang, dan punya cita-cita pergi ke Jepang untuk bertemu Yamato Nadeshiko--tipe wanita ideal versi Jepang.


Di usianya yang kedua puluh, Patriot akhirnya berada selangkah lebih dekat dengan cita-citanya itu. Dia menginjak Jepang untuk ikut program pendek musim gugur di Osaka dan beruntung baginya, orangtua inang tempat homestay punya anak gadis seusianya!


Shiraishi Momiji, gadis itu, mungkin adalah buah penantiannya selama ini. 


... Atau mungkin bukan. 


*** 



~ Review ~



Mendengar nama Patriot Bela Negara mungkin kita akan membayangkan sosok cowok tegap berdada bidang, memiliki sifat berani dan berjiwa pemimpin. Namun, cowok bernama Patriot Bela Negara dalam kisah ini berbanding terbalik dengan bayangan kita. Patriot malah memiliki tubuh kurus kering berkulit pucat dan alergi debu, ia mewarisi kepribadian ayahnya yang kikuk dan sulit berekspresi. Gara-gara ironi itu, Patriot jadi bahan guyonan sejak kecil.  

Patriot, yang lebih suka dipanggil Pabel, lelah dengan trauma akan namanya sendiri, dan membuatnya memberontak. Pabel bertekad pergi ke Jepang untuk meninggalkan sejenak kekacauan yang dibuat namanya itu. Dan alasan lainnya adalah ia ingin bertemu dengan gadis yang tidak tahu arti namanya, gadis yang tidak memiliki ekspektasi apapun terhadap dirinya. Gadis Yamato Nadeshiko impiannya.

Pabel berusaha keras untuk mewujudkan tekadnya dengan bertahun-tahun les bahasa Jepang dan kuliah di jurusan Sastra Jepang. Ia juga mati-matian menabung untuk ikut program pendek di sebuah sekolah bahasa swasta karena tidak sabar menunggu beasiswa. Hingga pada usia kedua puluh ia berhasil menginjak Jepang untuk mengikuti program pendek musim gugur di Osaka. Dan di sana ia bertemu Momiji, anak gadis orangtua inang tempatnya homestay yang seusia dengannya. 

Momiji, berarti dedaunan yang berubah merah di musim gugur, identik dengan maple Jepang; dedaunan yang seolah memberikan rasa hangat di tengah dinginnya musim itu. (hal.8)

Sayangnya, sosok Momiji yang dijumpai Pabel berbanding terbalik dengan harapannya. Momiji yang baru pulang, setelah tiga tahun menghilang, datang dengan tampilan yankii, dengan rambut merah panjang dan megar. Pertemuan pertama keduanya benar-benar kacau. Momiji meneriaki Pabel sebagai pencuri susu, bahkan memukulnya dengan kepala pedang hingga Pabel pingsan! Momiji membuat hari-hari Pabel jungkir-balik karena ulahnya.

Pabel yang lemah bertemu Momiji yang kuat dan agak menyeramkan. Bagaimana jadinya ya? 
Apa saja yang akan dihadapi Pabel selama di Jepang? 
Akankah Pabel bertemu dengan Yamato Nadeshiko impiannya?


~ My Opinion ~

Membaca kisah ini, aku masih gagal membayangkan sosok Pabel yang berbanding terbaik dengan namanya. Mungkin karena selama ini kebanyakan baca novel yang tokoh cowoknya mempesona kali ya hahahaa.... Sikap gugup Pabel bikin geregetan deh, apalagi pas pertama kali ketemu Momiji, ngebayanginnya ya ampun... enggak deh. :D

Tentang sosok Momiji yang urakan dengan dandanan yankii-nya, terutama rambutnya yang merah megar, bikin aku ngebayangin tokoh film lama berjudul Megaloman wkwkwkwkk (ada yang pernah nonton nggak ya, soalnya tuh film jaman tahun 80-an gitu :D)



“Kau tampak lemah dan tidak berguna. Kau sasaran yang tepat untuk diganggu. Orang sepertimu butuh pengawalan. Jangan menolak penawaranku. Kau tidak akan menemukan pengawal sepertiku di mana pun.” ~ Momiji (hlm. 37)


Kasian banget Pabel... ternyata Momiji jauh dari bayangan sosok Yamato Nadeshiko impiannya. Apalagi Momiji mengajukan diri menjadi pengawal Pabel selama di Jepang, padahal melihat gadis itu aja Pabel udah ngeri! Bisa bayangin nggak gimana menegangkannya hari-hari Pabel bersama Momiji? Anehnya aku malah ketawa deh ngikutin kisah mereka wkwkwkkw :D

Membaca interaksi Pabel dengan Momiji ini bikin gemas juga ketawa. Gemas sama sikap gugup, kikuk, dan kakunya Pabel yang aduuuh, kayaknya nggak banget deh sebagai cowok. Apalagi kalau Pabel sudah bicara pake, "Anu....Anu..." saking gugupnya menghadapi Momiji yang galak, bikin aku makiiin geregetan deh!  Ditambah lagi cerita diambil dari sudut pandang Pabel, makin membuat kita bisa tahu apa yang dirasakan Pabel, tapi juga sekaligus geregetan.


Setting yang diambil di Jepang beserta kehidupan masyarakatnya menambah pengetahuan baru buat aku yang awam soal Jepang. Topik tentang tunawisma, yankii, dan geng motor sekilas diulas dalam novel ini. Dan yang paling menjadi surprise adalah sosok Nanami-san, ibu Momiji, yang terungkap menjelang akhir cerita. 

Dari tokoh yang ada, Nanami-san jadi tokoh favoritku. Tipe ibu-ibu Jepang yang sangat perhatian. Sikap lembutnya pada Pabel bikin tersenyum membayangkannya, bisa dibilang sebagai penawar dari sikap galak dan menyeramkannya Momiji yang harus Pabel hadapi setiap hari. Walaupun sikap Nanami-san pada Momiji, setelah kepulangan Momiji yang menghilang selama tiga tahun, tidak seperti ibu terhadap anaknya. Tapi itu bisa dimaklumi, karena Nanami-san juga punya maksud baik di balik sikap kerasnya pada Momiji. Dan fakta tentang masa lalu Nanami-san bikin aku bergumam 'whoaa!'. Mau tau kenapa? Ayo baca novelnya! :D


Momiji adalah novel keempat yang kubaca dari karya Orizuka. Secara keseluruhan ceritanya menarik, lucu, dan menghibur. Walaupun terasa masih kurang karena kebersamaan Pabel dan Momiji seakan dipercepat ketika cerita langsung lompat setelah 24 hari kemudian. Saat-saat Pabel dan Momiji mulai berdamai dengan masalah mereka masing-masing terasa kurang panjaaaang. Dan, walaupun sikap tokoh cowoknya bukan tipe yang ku suka, tapi kita bisa belajar dari sosok Patriot Bela Negara yang mengaku tidak seperti Patriot ini. Dari Pabel kita belajar tentang usaha keras untuk mewujudkan tekadnya pergi ke tempat yang diinginkan. Juga untuk tidak minder dengan kekurangan diri sendiri dan tetap semangat, karena masing-masing kita memiliki kelebihan lain di balik kekurangan itu. Dari Momiji kita belajar tentang kemauan untuk mendengarkan pendapat/penilaian orang lain, juga semangat untuk kembali bangkit dari keterpurukan yang pernah dialami.



Tiga Love ♥♥♥ buat Pabel & Momiji 



~~~ ♦♦♦ ~~~


Salam

Nunaa Lia ^_^


1 komentar:

  1. Kak Orizuka vakum udah cukup lama, kira-kira kemana ya beliau? Kangen sama karya terbarunya.

    BalasHapus